Jumat, 26 Oktober 2012

Mozaik 1 "Rumah dan kami yang menempati rumah itu"


 Rumah dan kami yang menempati rumah itu

Rumah kami bukan istana yang kata orang bahwa setiap rumah adalah sebuah istana bagi keluarganya , tapi bagiku rumah kami adalah gubuk tua berisi kebahagiaan tak terkalahkan .
Rumah adalah ujung , hanya itu aku tak bisa menjelaskannya lebih jauh lagi.
Seorang kepala keluarga bernama Yayat Wiyarso adalah ayah ku ia membanting tulang di sungai dekat rumah mengeruk pasir dan menjualnya , jika musim kemarau tentu saja air kering pasir pun tak ada maka ayah ku pun mempunyai pekerjaan sampingan yaitu membuka warung , warung kecil yang dirasa cukup memberikan sesuap nasi dan segelas air untuk nya dan anak istrinya.
Ibu ku hanya seorang ibu rumah tangga lulusan kelas 5 SD bernama Lilis Murnia asih, pendidikan yang tak mampu ia dapatkan membuatnya hanya bisa membantu sedikit lebih keperluan ekonomi yang harus ia dan suaminya tanggung
Jasanya tak pernah bisa dijelaskan secara detail dan terperinci ibu ku adalah ibu terbaik sepanjang masa ibu no 1 di dunia :*
Kakak ku adalah anak perempuan berumur 21 tahun bekerja sebagai QC pabrik menikah dengan seorang penjaga warung.
 karena akhlak baik yang lakilaki itu miliki mungkin itu sebabnya kakak ku mencintainya tapi sebab jelas nya aku tak pernah tau cinta yang ia rasakan hanya ia yang tau. Pasangan suami istri itu bernama Bayu Aditya dan Lia Yuliani
Penghuni rumah ku yang lainnya adalah perempuan 5 tahun lebih muda dari ku yaitu adik ku , penghuni rumah yang paling dekat dengan ku , selalu berbagi cerita dengan ku tentang sekolah kami masing* aku selalu mengerti apa yang ia ceritakan , tapi dia tak jarang kurang paham akan ceritaku tapi aku memakluminya. Hanya sekedar untuk menjaga komunikasi dengannya aku tetap bercerita tentang suka duka keluh kesah ku di sekolah kepadanya. Adiknya ku satusatunya itu bernama Tia Nurhasanah.
Kami hanya orang* sederhana yang saling mencintai sebagai keluarga , kami bukan siapa* dan bukan apa* , kami hanya sekumpulan orang dalam satu keluarga yang ingin bahagia dalam sedih dan duka yang ingin bahagia dengan kebahagiaan sesungguhnya. Kami saling mencintai satu sama lain dan rasa itu tak pernah sekalipun kami apresiasikan dalam bentuk kata* hanya dengan bukti yang sesungguhnya yaitu pengorbanan.
created by : rosalina yuniar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar